Hari
Minggu tanggal 23 November 2014,tidak pernah kulupa.Berawal dari seperti
biasanya hari Minggu pagi diriku mengikuti Misa Perayaan Ekaristi di gereja
dari jam 8 pagi sampai dengan selesai.Dan seperti biasanya sesudah mengikuti
Misa Perayaan Ekaristi,diriku berdoa di dalam gereja sampai sekitar 2 jam.Hal
itu biasa kulakukan sejak tahun 2010.Meluangkan waktu untuk Tuhan dengan cara
berdoa kepada-Nya,membuat hatiku menjadi lebih tenang.Ada damai sejahtera dan
sukacita di dalam hati.Berdoa kepada Tuhan adalah cara manusia untuk
berkomuikasi dengan Sang Pencipta.Di dalam doa kita kepada Tuhan tidak harus
selalu berisi doa permohonan dan puji syukur tapi kita dapat bercakap-cakap
atau berbicara kepada Tuhan seperti kita sedang berbicara dengan sahabat
kita.Karena kita dapat berbicara apa saja,mengeluarkan segala keluh
kesah,curhat mengenai segala persoalan atau masalah yang sedang kita
hadapi.Dengan cara seperti itu membuat beban hatiku dan beban pikiranku menjadi
lebih ringan.Ketika pada saat diriku sedang berdoa,terdengar seseorang
memberikan pengumuman melalui pengeras suara bahwa nanti pada jam 10 pagi ada Misa
Pemberkatan Pernikahan.Sempat terlintas di pikiranku,sesudah mendengar
pengumuman itu untuk mengakhiri doaku.Tapi kubatalkan niatku itu,karena kupikir
diriku tidak mengganggu jalannya Misa Pemberkatan Pernikahan yang akan
berlangsung.Karena diriku duduk di pojok barisan paling belakang sebelah kiri
dari pintu masuk utama gereja.Jadi kulanjutkan kembali doaku dengan mata
terpejam.Bahkan ketika Misa Pemberkatan Pernikahan itu berlangsung,diriku masih
tetap fokus berdoa dengan tidak memperdulikan suara-suara yang ada di
sekitarku.Sampai diriku selesai berdoa dan membuka mata kembali.Alangkah betapa
kagetnya diriku tidak menemukan tasku yang tadinya kuletakkan persis di
hadapanku di rak tempat meletakkan barang.Pada saat itu Misa Pemberkatan
Pernikahan sudah selesai,jadi di dalam gereja sudah sepi tapi diriku melihat
masih ada beberapa orang laki-laki sedang berbicara tidak jauh dari tempatku
duduk pada saat berdoa tadi.Kemudian diriku menghampiri mereka dan bertanya
kepada salah seorang dari mereka.Kataku “Mas,tadi lihat nggak orang yang
mengambil tas saya?’’ Kemudian diriku menjelaskan bahwa tadi sedang berdoa dan
sesudah selesai berdoa tasku hilang.Orang itu menjawab katanya “Saya juga baru
datang,jadi tidak melihat.” Rupanya orang yang kuajak bicara itu,salah seorang
tamu undangan Misa Pemberkatan Pernikahan yang datang terlambat.Kemudian dia
merekomendasikanku untuk melapor kepada
petugas keamanan gereja.Kasus pencurian tas di dalam gereja yang menimpa diriku
ini bukanlah yang pertama terjadi.Beberapa kali kasus serupa pernah terjadi
sebelumnya.Bahkan dari pihak gereja selalu mengingatkan untuk selalu menjaga
tas dan barang-barang berharga yang kita bawa.Kuakui bahwa ini adalah
kesalahanku karena tidak waspada dan tidak peka pada keadaan lingkungan sekitar.Kupikir
selama ini pencurian tas hanya terjadi ketika misa Perayaan Ekaristi dan pada saat
penerimaan Komuni berlangsung.Karena memang selama ini ketika diriku berdoa di
dalam gereja sesudah Misa Perayaan Ekaristi,baik-baik saja dan aman-aman saja.Dan
disitulah letak kesalahanku,ketika diriku menganggap sesuatu baik-baik saja dan
aman-aman saja,diriku jadi tidak waspada dan membuka peluang untuk terjadinya
suatu tindak kejahatan.Inilah pertama kalinya diriku menjadi korban tindak
kejahatan.Kemudian diriku melaporkan
kejadian ini kepada pihak keamanan gereja.Bapak petugas keamanan gereja
itu bertanya kepadaku “Apa ada barang-barang
berharga di dalam tas?” Kujawab “E-KTP,karena kalau sampai hilang susah dan
repot mengurusnya.” Memang selama ini dan sejak banyak terjadi kasus pencurian
di gereja,diriku tidak pernah membawa handphone dan membawa uang secukupnya
untuk ongkos transport.Bapak petugas keamanan gereja itu bercerita “Dulu pernah
ada seorang ibu yang kehilangan tas dan handphone,sampai nangis-nangis.” Diriku
jadi teringat waktu itu ketika diriku seperti biasanya sedang berdoa di dalam
gereja sesudah Misa Perayaan Ekaristi ,diriku sempat melihat seorang ibu yang
sedang ditenangkan hatinya oleh Pastor.Apakah mungkin ibu itu yang dimaksud
oleh bapak petugas keamanan gereja tadi?Entahlah,karena diriku hanya melihat
dari jauh dan hanya menduga saja.Tidak tahu apa yang sebenarnya
terjadi.Kemudian kubertanya kepada bapak petugas keamanan gereja “Ada
kemungkinan nggak pak, tas yang hilang itu kembali?” Dia menjawab “Tidak.”
Diriku hanya bisa diam dan bingung tidak tahu harus berbuat apa lagi.Ketika
diriku melihat ke dalam gereja,ada pak Markus sedang mempersiapkan meja altar
untuk Misa Perayaan Ekaristi selanjutnya.Tiba-tiba hatiku tergerak ingin
berbicara dengan dia.Pak Markus adalah petugas gereja yang membantu
mempersiapkan segala keperluan untuk
Misa Perayaan Ekaristi.Pak Markus jugalah yang selalu melihatku berdoa
berjam-jam di dalam gereja sesudah Misa Perayaan Ekaristi,ketika ia sedang
membersihkan gereja.Diriku menghampiri
pak Markus yang saat itu sedang meletakkan bunga di meja altar.Kuberkata
kepadanya “Bapak,tahu kan saya selalu berdoa sesudah Misa Perayaan Ekaristi dan
selalu duduk di pojok barisan belakang?” Jawabnya “Iya.” Kataku lagi “Iya pak,tadi
saya berdoa dan sesudah selesai berdoa tas saya hilang.” Sesudah mendengar
ceritaku,pak Markus hanya terdiam.Kemudian dia mulai bertanya tentangku dan
keluargaku.Akhirnya kita berkenalan satu sama lain.Karena memang selama ini
kita tidak saling kenal.Dari dulu diriku hanya tahu namanya saja tapi tidak
pernah berbicara panjang lebar atau berkenalan secara resmi dengan dia
sebelumnya.Ketika kami selesai berbicara dan diriku berpamitan untuk pulang,dia
sempat menawarkan memberikanku uang untuk ongkos transport pulang karena dia
tahu bahwa diriku baru saja kehilangan tas tapi kutolak dengan halus tawaran
itu.Kataku “Tidak usah pak.Terima kasih.” Kemudian diriku bersalaman dengan dia
dan sesudah itu berjalan meninggalkannya.Diriku berjalan keluar dari gereja dan
melangkah keluar dari pintu gerbang dan mencari tukang becak langgananku yang
sudah menungguku.Memang diriku kalau pulang dari gereja menuju ke rumah selalu
naik becak langgananku.Ketika diriku hendak naik becak,bapak petugas keamanan
gereja menghampiriku dan menawarkan memberikanku uang untuk ongkos naik
becak,karena dia tahu diriku baru saja kehilangan tas.Tapi kutolak dengan halus
tawaran itu.Kataku “Tidak usah pak,terima kasih.Nanti ongkos becaknya biar saya
bayar di rumah.” Kemudian diriku pulang ke rumah dengan naik becak.Selama
perjalanan pulang menuju ke rumah,diriku menceritakan perihal kejadian tasku
yang hilang kepada tukang becak langgananku itu.Reaksi dia setelah mendengar
ceritaku,heran dan tidak habis pikir bagaimana mungkin bisa terjadi di dalam
gereja yang adalah tempat ibadah.Kemudian diriku sempat bertanya kepadanya
“Bang,lihat nggak orang yang mengambil tas saya?” Karena selama ini tukang
becak langgananku kalau menungguku,memang menunggu di luar pintu gerbang tapi
berseberangan dengan pintu masuk gereja sebelah kiri yang mana kalau pintu itu
tidak ditutup,letak tempat dudukku ketika berdoa bisa terlihat dari
luar.Biasanya pintu itu tidak pernah ditutup,kalaupun ditutup biasanya hanya
satu sisi pintu saja.Jawab tukang becak langgananku “Tidak lihat.Karena tadi
pintunya ditutup semua,jadi tidak kelihatan.” Memang ketika kuberdoa pada saat
itu,pintu masuk gereja yang sebelah kiri ditutup semua.Entah karena apa.Bisa
jadi karena angin yang berhembus sangat kencang atau mungkin supaya Misa
Pemberkatan Pernikahan pada saat itu dapat berlangsung dengan hikmat dan
khusuk,tidak terganggu suara-suara ramai dari luar gereja.Ketika kuberdoa pada
saat itu,angin memang berhembus sangat kencang,menerjang tubuhku dari
belakang.Sesampai di rumah,kuceritakan mengenai kejadian tasku yang hilang
kepada pembantu rumah tanggaku yang sudah lama bekerja untukku.Diriku hanya
tinggal berdua dengan pembantu rumah tanggaku.Saat itu diriku sudah benar-benar
pasrah.Yang kupikirkan hanya bagaimana mengurus E-KTPku yang hilang.Berarti
diriku harus melapor ke kantor polisi untuk memperoleh surat pernyataan
hilangnya E-KTPku.Dengan surat pernyataan dari pihak kepolisian,diriku baru
dapat mengajukan permohonan pembuatan E-KTP yang baru ke Kelurahan dan
Kecamatan.Ketika diriku sedang menelepon tukang ojek langgananku dengan telepon
rumah,untuk janjian mengantarkanku ke kantor polisi.Tiba-tiba handphoneku berdering,tapi
tidak bisa kuangkat karena diriku sedang berbicara di telepon.Sesudah selesai berbicara dengan
tukang ojek langgananku di telepon.Kucek
handphoneku untuk mengetahui siapa yang tadi meneleponku.Ternyata nomor
yang tidak kukenal.Kemudian tidak berapa lama berselang,telepon rumahku
berdering.Segera kuangkat telepon.Terdengar suara seorang laki-laki yang
menanyakan apakah ada yang kehilangan tas.Kujawab “Iya betul.” Dan laki-laki
itu menceritakan bahwa tasku ditemukan di dalam angkot miliknya.Dia bilang kalo
tasku ditemukan seorang ibu di dalam angkot miliknya,kemudian ibu itu
menyerahkan tasku itu kepada supir angkot.Supir angkot itu memeriksa tasku itu dan
melihat buku Puji Syukur di dalamnya dan berkata “Orang seiman.” Kemudian ia
mengamankan tasku dan menelepon ke pemilik angkot yaitu orang yang
meneleponku,perihal menemukan tasku.Saat mengembalikan angkot,dia memberikan
tasku kepada pemilik angkot.Pemilik angkot itu dapat menghubungiku karena di dalam tasku ada kartu namaku
lengkap dengan alamat rumah,nomor telepon rumah dan nomor handphone.Yang
pertama kutanyakan kepada pemilik angkot yang meneleponku,saat tahu bahwa tasku
ada di rumahnya,yaitu apakah E-KTPku masih ada atau hilang.Dia bilang “Ada.”
Hatiku sangat lega sekali.Jadi diriku tidak perlu repot- repot mengurus
E-KTP.Diriku sangat senang sekali dan bersyukur kepada TUHAN YESUS
KRISTUS,tasku ditemukan kembali dan E-KTPku tidak hilang.Kemudian pemilik
angkot itu memperkenalkan dirinya “Nama saya pak Hengky.” Dia menyuruhku untuk
mengambil tasku di rumahnya dan memberikan alamat rumahnya dan nomor telepon
rumahnya.Tanpa ragu-ragu lagi diriku bersiap untuk pergi ke rumahnya untuk
mengambil tasku.Sebenarnya diriku tidak tahu letak rumah pak Hengky tapi
untungnya tukang ojek yang mengantarkanku tahu letak perumahannya.Walau sempat
nyasar dan bingung mencari nomor rumahnya tapi berkat bantuan seorang ibu
tetangga pak Hengky,akhirnya sampai juga di rumah pak Hengky.Kedatanganku
disambut oleh istrinya pak Hengky,sebut saja ibu Hengky yang sudah menanti di
luar pagar rumahnya,berdiri dekat angkot miliknya yang diparkir di luar rumah.Kemudian
mempersilahkanku masuk ke dalam rumahnya dan memanggil pak Hengky untuk
menemuiku.Kemudian kita saling bersalaman dan berkenalan satu sama lain.Yang
membuatku sedikit terkejut ketika mengetahui pak Hengky dan istrinya sudah
lanjut usia.Pak Hengky menyuruhku untuk memeriksa tasku,mengecek barang apa
saja yang hilang.Setelah kuperiksa tasku,ternyata yang hilang uang sebesar Rp.35.000,-
yang berbentuk uang recehan 1000an,2000an,5000an,10000an dan kalung Rosario
pemberian almarhum ibuku.Sedih,karena kalung Rosario itu diberikan ibuku ketika
beliau pulang ziarah dari Gua Maria.Menurutku kalung Rosario itu bagus
sekali.Manik-manik kalung Rosario itu berbentuk hati pipih berwarna silver metalik.Tapi
apa mau dikata,segala sesuatu sudah terjadi.Tidak ada gunanya untuk
disesali.Hanya bisa belajar dari pengalaman dan kesalahan yang telah
terjadi.Saking senangnya tasku ditemukan kembali,diriku sampai berkali-kali
mengucapkan terima kasih dan bersalaman berulang kali dengan pak Hengky dan
istrinya.Dan yang tidak kuduga sama sekali ketika kami bercakap-cakap,ternyata
pak Hengky mengenal pak Markus, petugas gerejaku.Bahkan rumah pak Markus tidak
jauh dari rumah pak Hengky.Jadi mereka bertetangga.I’ts small world! Pak Hengky
juga bercerita kalau sering sekali menemukan tas korban pencurian yang dibuang
pelaku pencurian di dalam angkotnya.Kalau ada identitas diri dalam tas itu,dia
dapat menghubungi si pemilik tas dan menyuruh si pemilik tas untuk mengambilnya
di rumahnya.Ada kalanya tas yang ditemukan tidak ada atau tidak valid identitas
diri si pemilik tas,jadi kalau sudah begitu pak Hengky tidak dapat berbuat
apa-apa lagi.Diriku jadi bersyukur karena selalu membawa kartu nama di dalam
tasku.Ternyata itu sangat berguna sekali.Apalagi setelah kejadian yang kualami
ini.Kalau saja tidak ada kartu nama di dalam tasku,mungkin tasku hilang dan
tidak pernah ditemukan.Diriku sangat bersyukur dan berterimakasih kepada TUHAN
YESUS KRISTUS,karena lewat peristiwa ini,diriku dapat bertemu dengan orang
seiman yang baik seperti pak Hengky,istrinya,supir angkot dan ibu yang
menemukan tasku di angkot.Ternyata masih ada orang baik di dunia ini.Setelah
kami selesai bercakap-cakap,diriku pamit untuk pulang.Diriku sempat mau
memberikan uang seadanya sebagai bentuk ucapan terima kasihku kepada pak Hengky
dan supir angkot yang sudah mengamankan tasku.Tapi pak Hengky dengan tegas
menolak pemberianku itu. Bahkan ibu Hengky berkata “Kita orang seiman kan?!”
Dengan perasaan tidak enak kujawab “Iya.” Saat itu diriku jadi malu
sendiri.Akhirnya kusadari bahwa tidak semua perbuatan baik harus selalu
dihargai dengan uang.Berbuat baik dan memberi bantuan kepada orang lain dengan
tanpa pamrih/tanpa mengharapkan balasan/imbalan,sudah menjadi kewajiban kita
sebagai sesama manusia.Apalagi terhadap orang seiman.Karena itulah yang
berkenan di hadapan Allah Bapa di surga.Kemudian diriku bersalaman dengan pak
dan ibu Hengky lalu melangkah keluar menuju pintu pagar.Sampai saat perpisahan
itu tiba,pak dan ibu Hengky mengantarkanku sampai di depan pintu pagar
rumahnya.Diriku pulang ke rumah dengan naik motor tukang ojek yang tadi
mengantarkanku dan yang kusuruh menungguku juga.Ketika motor yang membawaku
pulang mulai beranjak pergi secara perlahan,diriku berulang kali melambaikan
tangan tanda perpisahan kepada pak dan
ibu Hengky.Kulihat dari kejauhan ibu Hengky membalas lambaian tanganku.Melihat
mereka berdua,mengingatkanku kepada kedua orang tuaku yang telah tiada. Melihat
mereka berdua dari kejauhan ada perasaan tenang dan damai.Yang kusesali,diriku
lupa menitipkan ucapan terima kasih kepada supir angkot yang telah mengamankan
tasku melalui pak Hengky.Kuberdoa Tuhan Yesus Kristus membalas segala kebaikan
supir angkot dan ibu yang menemukan tasku itu.Banyak pelajaran berharga yang
kudapat melalui peristiwa ini.Kita harus selalu waspada dan mawas diri,
dimanapun kita berada.Sekalipun di tempat yang kita anggap aman.Karena siapapun
bisa jadi korban kejahatan.Kita juga dituntut untuk lebih peka terhadap keadaan
lingkungan di sekitar kita.Diriku jadi teringat ketika pembantu rumah tanggaku
sempat berkata “Siapa tahu aja nanti ada orang baik yang menemukan tasnya dan
mengembalikannya.” Saat itu diriku tidak menghiraukan apa yang
dikatakannya.Tetapi kini kusadari bahwa BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL.Dan
Allah berbicara melalui orang-orang yang ada di sekitarku.Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia
yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.Pertolongan Tuhan
Yesus Kristus tidak pernah terlambat,selalu tepat pada waktu-Nya.Segala sesuatu
indah pada waktu-Nya.TERPUJILAH ALLAH BAPA DI SURGA DI DALAM NAMA TUHAN YESUS
KRISTUS DAN KUASA PERSEKUTUAN ALLAH ROH KUDUS SEKARANG DAN SELAMA-LAMANYA!!!
AMIN.